JAKARTA | DETAKKita.com — Pakar Hukum Pidana Internasional sekaligus Ekonom, Prof. Dr. Sutan Nasomal, SH, MH, menyambut baik langkah Dewan Pers yang mulai aktif membela wartawan dalam kasus-kasus kekerasan. Ia mendesak Dewan Pers turut memberi perhatian penuh terhadap kasus penganiayaan wartawan Diri Ambarita di Bekasi.
“Kasus ini harus segera diungkap oleh Dewan Pers agar dunia kewartawanan kembali cerah dan tidak lagi diselimuti awan kelam seperti selama beberapa dekade ini,” ujar Prof. Sutan saat menjawab pertanyaan sejumlah pimpinan redaksi media cetak maupun online, Selasa (30/9/2025) kemarin di Jakarta.
Peristiwa pengeroyokan yang menimpa Ambarita hingga mengakibatkan kebutaan pada mata kiri dan luka serius lainnya, menurutnya, adalah tindakan keji yang tidak hanya menyakiti korban secara fisik, tetapi juga melukai kebebasan pers dan demokrasi di Indonesia.
Prof. Sutan menegaskan, kekerasan terhadap jurnalis merupakan bentuk serangan terhadap kebebasan pers yang telah dijamin dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers. Negara, katanya, wajib hadir memberikan perlindungan serta memastikan seluruh pelaku diproses hukum dengan adil dan transparan.
Dalam pernyataannya, ia menyampaikan beberapa poin penting:
1. Mendukung langkah Komite Wartawan Indonesia yang telah mendampingi korban membuat laporan resmi ke Polda Metro Jaya.
2. Mendesak Kapolda Metro Jaya menjadikan kasus ini prioritas dan segera menangkap seluruh pelaku tanpa tebang pilih.
3. Mengutuk keras segala bentuk intimidasi, diskriminasi, dan kriminalisasi terhadap jurnalis.
4. Meminta perlindungan maksimal bagi korban dan jurnalis lain saat bertugas di lapangan.
5. Mengingatkan aparat penegak hukum agar tidak tunduk pada tekanan pihak mana pun.
6. Menegaskan bahwa peristiwa ini bertentangan dengan visi Presiden dan Kapolri untuk mewujudkan Polri yang bersih, adil, dan berpihak pada rakyat.
“Serangan terhadap jurnalis adalah serangan terhadap demokrasi. Komite Wartawan Indonesia berdiri tegak bersama Ambar dan seluruh wartawan yang bekerja demi kebenaran,” tegas Prof. Sutan yang juga menjabat Ketua Komite Wartawan Indonesia, Presiden Partai Oposisi Merdeka, sekaligus Jenderal Kompii.






