ACEH TAMIANG | DETAKKita.com — Tangis haru pecah di Kampung Sulum, Desa Babo, Kecamatan Bandar Pusaka, Kabupaten Aceh Tamiang. Di tengah lumpur tebal, puing-puing sisa bencana, dan keterbatasan pascabencana alam, rombongan Aliansi Kolaborasi Kemanusiaan akhirnya tiba membawa bantuan dan harapan, Selasa (24/12/2025) kemarin.
Isak tangis warga bercampur doa dan syukur mengiringi kedatangan para relawan. Bagi warga Kampung Sulum, kehadiran bantuan itu bukan sekadar logistik, tetapi penegasan bahwa mereka tidak ditinggalkan sendirian menghadapi duka berkepanjangan.
Bantuan kemanusiaan tersebut merupakan hasil donasi yang dihimpun selama beberapa hari oleh gabungan organisasi mahasiswa, yayasan sosial, tokoh masyarakat, hingga kantor hukum. Solidaritas lintas elemen itu menjelma aksi nyata di pelosok Aceh Tamiang yang selama ini sulit dijangkau.
Perjalanan relawan menuju lokasi tidaklah mudah. Rombongan berangkat dari Kota Medan sekitar pukul 01.00 WIB dini hari, menempuh perjalanan darat lebih dari lima jam, lalu melanjutkan perjalanan menggunakan perahu selama kurang lebih 30 menit. Medan berat, akses terbatas, hingga risiko keselamatan tak menyurutkan tekad para relawan untuk memastikan bantuan benar-benar sampai ke tangan warga terdampak.
Setibanya di lokasi, para relawan disambut pelukan erat, air mata, dan wajah-wajah lelah warga yang telah lama bertahan dalam keterbatasan. Bantuan yang disalurkan meliputi beras, mi instan, minyak goreng, pakaian layak pakai, genset, serta berbagai kebutuhan pokok lainnya—sederhana, namun sangat berarti bagi mereka yang kehilangan hampir segalanya.
Ketua Yayasan Qauli Al Mu’Min, Muhammad Ikhsan, S.Kom, mengatakan penyaluran bantuan ini lahir dari kepedulian kolektif yang dibangun atas dasar keikhlasan dan panggilan nurani.
“Kami mempersiapkan penyaluran ini selama beberapa hari. Berangkat dari Medan dini hari, menempuh perjalanan panjang, bahkan harus menggunakan perahu untuk mencapai desa ini. Semua dilakukan semata-mata karena rasa kemanusiaan,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Sementara itu, Ketua Koordinator Penyaluran Donasi Bencana Alam Aceh Tamiang, Ilham Hazfi Batubara, S.Psi, menyampaikan apresiasi kepada seluruh relawan yang terlibat dalam misi kemanusiaan tersebut.
“Saya sangat mengapresiasi perjuangan kawan-kawan relawan, khususnya Bang Muhammad Ikhsan dari Yayasan Qauli Al Mu’Min, yang dengan penuh keikhlasan menembus medan berat menggunakan dua unit mobil. Semoga seluruh tim diberikan kesehatan, keselamatan, dan kembali ke Medan dengan selamat,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Ilham Hazfi Batubara mengutip pesan inspiratif dari tokoh dunia, Benazir Bhutto, yang dinilainya mencerminkan semangat para relawan.
“Kapal memang indah saat bersandar di dermaga, tapi kapal diciptakan bukan untuk diam. Kapal dibuat untuk menghajar gelombang dan membelah lautan.”
Aksi kemanusiaan ini melibatkan kolaborasi lintas elemen, di antaranya Yayasan Qauli Al Mu’Min, Yayasan Berkah Amal Saifullah, DPW IMORI Sumut, DEMA STAI Al-Hikmah Medan, Pemuda Tabagsel, IKAYAMIN, sejumlah tokoh masyarakat dan ulama, serta dukungan dari Kantor Hukum Muhardi Nasution, SH dan Rekan, Kantor Pengacara 3M, Ruang Baca Bambu, dan Baper Mapesu.
Aksi ini menjadi bukti bahwa di tengah bencana dan keterbatasan, denyut solidaritas dan kepedulian sosial masih hidup. Saat sebagian saudara kehilangan rumah, kenyamanan, bahkan harapan, uluran tangan para relawan hadir sebagai cahaya di tengah gelap.
Di Aceh Tamiang, bantuan yang tiba hari itu bukan sekadar beras dan logistik. Ia adalah harapan yang kembali menyala, air mata yang jatuh dalam pelukan, dan keyakinan bahwa kemanusiaan tak pernah benar-benar pergi.






