Jakarta | DETAKKita.com — Memasuki pertengahan tahun 2025, lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di berbagai daerah di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Banyak rumah sakit mulai kewalahan, terutama dalam penyediaan kamar rawat inap dan stok darah untuk transfusi.
Kondisi ini diungkapkan oleh Prof. Dr. KH. Sutan Nasomal, SH, MH, seorang pemerhati kesehatan masyarakat, yang menyoroti keterbatasan fasilitas dan meningkatnya jumlah pasien DBD, terutama anak-anak dan balita yang tubuhnya lebih rentan dibandingkan orang dewasa.
“Kondisi ini menimbulkan kecemasan luar biasa. Di banyak daerah, ketersediaan darah sangat terbatas. Masyarakat bahkan harus mencari ke Bank Darah PMI yang jaraknya jauh, dan belum tentu tersedia stoknya,” ujar Prof. Sutan kepada media.
Menurutnya, rumah sakit juga mulai kekurangan tempat tidur, termasuk di instalasi gawat darurat (IGD), karena meningkatnya jumlah kasus yang datang setiap hari.
Kritik terhadap Wolbachia dan Kinerja Kemenkes
Prof. Sutan mempertanyakan efektivitas program penyebaran nyamuk Wolbachia Aedes aegypti yang digadang-gadang dapat menekan kasus DBD.
“Apakah nyamuk Wolbachia benar-benar bermanfaat? Atau justru memperparah penyebaran DBD?” katanya retoris.
Ia juga menyesalkan lambannya respon dari Kementerian Kesehatan, yang seharusnya sudah sejak Maret 2025 menurunkan Satuan Tugas (Satgas) Siaga DBD ke seluruh daerah terdampak.
“Zona merah DBD berdasarkan laporan masyarakat harus ditanggapi serius. Menteri Kesehatan seharusnya segera mengirimkan surat edaran ke seluruh kecamatan dan kelurahan agar meningkatkan kewaspadaan,” tegasnya.
Prof. Sutan mendesak agar Menteri Kesehatan menambah kapasitas tempat tidur di rumah sakit dan puskesmas, serta menjamin ketersediaan cairan infus, obat-obatan, dan stok darah yang memadai.
Himbauan kepada Presiden
Ia juga menghimbau Presiden RI, Jenderal (Purn) H. Prabowo Subianto, agar memerintahkan para menteri dan jajarannya untuk lebih serius memperhatikan situasi darurat DBD yang tengah melanda.
“Presiden harus turun tangan menginstruksikan penanganan cepat dan tepat untuk menyelamatkan masyarakat dari ancaman DBD,” tuturnya.
Di akhir pernyataannya, Prof. Sutan mengapresiasi para tenaga medis dan seluruh rumah sakit yang telah bekerja keras menangani pasien DBD, namun tetap meminta agar tidak ada penolakan pasien dengan alasan kekurangan fasilitas.
Tim Redaksi DETAKKita.com
Jakarta — Minggu, 3 Agustus 2025