MENERAPKAN PESAN” DIDIKLAH ANAKMU SESUAI ZAMANNYA” MELALUI TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME
OLEH
DEWI SUSVITA YANTI, S.Sos
(Pengawas Sekolah Disdikpora Kuansing)
Email.dewisusvitayanti19@gmail.com
Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum,sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di negara ini. Saat ini Indonesia menerapkan kurikulum merdeka yang intinya adalah merdeka belajar dengan pendekatan yang dilakukan supaya peserta didik bisa mengoptimalkan bakatnya dan bisa memberikan sumbangan terbaik dalam berkarya bagi bangsa. Dalam kurikulum merdeka, guru berperan dalam mengembangkan kemandirian siswa. guru membantu siswa untuk belajar secara mandiri, mengatur waktu, dan mengelola sumber daya pembelajaran. Jadi dalam kurikulum merdeka pembelajaran lebih berpusat kepada siswa/student centered learning.
Bertolak dari tujuan kurikulum merdeka tersebut, maka pendidik harus jeli memilih teori belajar. Teori belajar adalah dasar atau pondasi dalam pengembangan proses pembelajaran yang disusun dalam langlah- langkah (fase) melalui model pembelajaran. Salah satu teori belajar yang dapat diterapkan adalah teori belajar konstruktivisme. Teori belajar konstruktivisme menekankan pada proses pembelajaran yang berpusat kepada siswa, atau student centered learning yang menganggap peserta didik sebagai subjek utama dalam proses belajar. Pelajar didorong menjadi subjek yang aktif mengelola informasi yang diperoleh. Proses belajar berlangsung berkelanjutan dan terus membangun ilmu dari pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Pelajar didorong melakukan elaborasi, yakni tindak lanjut dari perpaduan pengetahuan yang sudah ia terima sebelumnya. Misalnya, melaporkan hasil pembelajaran, atau membahasanya dalam diskusi bareng teman. Pelajar melakukan refleksi dari berbagai pengetahuan yang telah ia dapatkan. Bersama guru, pelajar ikut berpartisipasi mengembangkan proses pembelajaran untuk mencapai level tertentu. peserta didik bukanlah penerima pasif pengetahuan tetapi penemu fakta dan prinsip-prinsip. Oleh karena itu, pendidikan harus dikelola pada kondisi yang bebas dan menyenangkan. Pendidikan yaitu bukan pada tujuan, tetapi memfokuskan pada proses menciptakan sebuah teori dan pengetahuan yang disusun peserta didik berdasarkan kehidupan nyatanya.
Konstruktivisme bertitik tolak dari pembentukan pengetahuan dan rekonstruksi pengetahuan, yaitu mengubah pengetahuan yang dimiliki seseorang yang telah dibangun atau dikonstruk sebelumnya dan perubahan itu sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungannya.
Dapat disimpulkan bahwa peserta didik yang diajar dan dididik guru hari ini memiliki latar belakang lingkungan dan lawan interaksi yang berbeda dengan yang dialami guru belasan bahkan puluhan tahun yang lalu, jadi akan sangat tidak relevan jika seorang guru dalam menjalankan perannya sebagai guru dan pendidik tidak menjadikan siswa sebagai subjek atau pusat dari pembelajaran. Untuk itu, penulis mengajak agar lebih mengoptimalkan implementasi kurikulum merdeka marilah kita menggunakan teori belajar konstruktivisme,hal ini sesuai dengan prinsip pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara “Anak – anak hidup dan tumbuh menurut kodratnya sendiri” Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu. Pesan ini juga sudah disampaikan jauh hari oleh salah seorang khalifah Ali bin Abi Thalib “didiklah anakmu sesuai dengan zamannya karena mereka hidup bukan di zamanmu”.