Scroll untuk baca artikel
Nasional

Maruarar Sirait: Dari Rumah Subsidi hingga Natal Nasional, Mengabdi Lewat Kerja dan Iman

×

Maruarar Sirait: Dari Rumah Subsidi hingga Natal Nasional, Mengabdi Lewat Kerja dan Iman

Sebarkan artikel ini
Maruarar Sirait: Dari Rumah Subsidi hingga Natal Nasional, Mengabdi Lewat Kerja dan Iman

JAKARTA | DETAKKita.com Perjalanan hidup kerap mempertemukan seseorang dengan momen sakral yang menjadi bukti panggilan pengabdian. Begitu pula bagi Maruarar Sirait, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), yang kini memegang dua amanah besar: membangun rumah bagi rakyat dan memimpin perayaan Natal Nasional 2025.

Dikenal sebagai sosok pekerja keras, Maruarar menegaskan bahwa kerja dan iman harus berjalan seiring. Melalui tangannya, program 3 Juta Rumah Subsidi bukan sekadar target angka, tetapi wujud nyata dari cita-cita keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia — menghadirkan atap di atas kepala untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

Kini, di tengah kesibukannya membangun hunian rakyat, kepercayaan baru kembali menghampirinya. Berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 1544 Tahun 2025 yang ditetapkan di Jakarta pada 7 Oktober 2025, Maruarar Sirait resmi ditunjuk sebagai Ketua Umum Panitia Natal Nasional 2025.
Sebuah kehormatan yang bukan hanya seremonial, tetapi juga bentuk tanggung jawab spiritual dan sosial untuk merangkai sukacita di tengah keberagaman bangsa.

“Menjadi Ketua Umum Panitia Natal Nasional bukan sekadar tugas administratif, tapi panggilan iman untuk menghadirkan semangat kasih, persaudaraan, dan persatuan di tengah bangsa yang majemuk,” tutur Maruarar dalam pernyataannya di Jakarta, Senin (13/10/2025).

Rumah Subsidi dan Filosofi Natal: Kasih dalam Bentuk Nyata

Bagi Maruarar, rumah bukan hanya bangunan fisik, melainkan simbol martabat, keadilan, dan kasih. Filosofi ini sejalan dengan tema Natal tahun ini, “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga” (Matius 1:21–24), yang menegaskan bahwa rumah adalah tempat pulang bagi hati yang lelah, tempat damai, dan sumber harapan.

“Ketika kita membangun rumah bagi rakyat kecil, sebenarnya kita sedang membangun kasih dalam bentuk paling konkret,” ujarnya. “Rumah rakyat dan perayaan Natal memiliki ruh yang sama — keduanya lahir dari semangat pelayanan.”

Dalam konteks itu, program 3 Juta Rumah Subsidi menjadi perwujudan kasih sosial yang melampaui angka statistik. Ini adalah kehadiran negara bagi rakyat yang selama ini termarginalkan dan belum memiliki hunian layak.

Memimpin dengan Semangat Persaudaraan

Natal Nasional 2025 sendiri rencananya akan digelar pada 27 Desember 2025, diisi dengan berbagai kegiatan sosial, seminar rohani, serta aksi kemanusiaan lintas komunitas. Panitia yang dipimpinnya beranggotakan sejumlah tokoh lintas iman dan profesi, di antaranya Hashim Djojohadikusumo (Ketua Dewan Penasihat), Pdt. Dr. Jason Joram Balompapueng (Ketua Pelaksana), Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan, Thomas Djiwandono, dan Simon Aloysius Mantiri selaku Bendahara Umum.

Kepemimpinan Maruarar di sini menegaskan filosofi Oikumenisme — semangat kebersamaan lintas denominasi dan budaya.
Natal, baginya, bukan hanya momen keagamaan, melainkan wadah untuk memperkuat persaudaraan antarumat dan mempererat tali kemanusiaan di bumi Pancasila.

“Natal bukan seremoni, tapi cermin iman yang diwujudkan melalui kerja nyata. Kasih itu tindakan, bukan sekadar ucapan,” ungkapnya.

Menyatukan Iman dan Pelayanan

Sebagai menteri dan tokoh publik, Maruarar dikenal rendah hati dan dermawan. Ia menempatkan jabatan bukan sebagai simbol kekuasaan, melainkan ladang pelayanan. Dua peran yang kini diembannya — Menteri PKP dan Ketua Umum Panitia Natal Nasional — adalah panggung pengabdian bagi iman dan bangsa.

“Negara hadir bukan hanya lewat birokrasi, tapi lewat ketulusan dan integritas,” katanya. “Sebab rumah rakyat dan perayaan Natal sama-sama berangkat dari satu semangat: pelayanan bagi sesama.”

Menyambut Natal dengan Harapan Baru

Natal 2025 di bawah kepemimpinan Maruarar Sirait diharapkan menjadi momentum kebangkitan spiritual dan sosial. Sebuah ajakan untuk memperkuat solidaritas, merawat persaudaraan, dan menebar kasih melalui tindakan nyata.

Seperti firman dalam Galatia 6:2, “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.”
Dan lewat kerja kerasnya — membangun rumah dan membangun kasih — Maruarar Sirait tengah membuktikan, bahwa iman yang hidup adalah iman yang bekerja untuk sesama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *