JALUR PATAH || DETAKKita.com — Keresahan masyarakat kian bertambah parah dengan adanya kondisi jalan penghubung alternatif tercepat dari bagian hilir menuju ibukota Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing). Dimana ruas jalan yang mengkhawatirkan resiko terhadap kendaraan serta masyarakat tersebut berada tepat disepanjang Kenegerian Teratak Air Hitam, Kecamatan Sentajo Raya, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau.
Keresahan masyarakat tersebut disampaikan Kepala Desa (Kades) Jalur Patah, Fahrizal dalam pidato sambutannya pada Audiensi Bupati Kuansing Bersama Masyarakat Kenegerian Teratak Air Hitam dan Kelurahan Beringin Jaya Kecamatan Sentajo Raya, Jum’at (08/12/2023) malam di Lapangan Bolakaki Libuai Desa Jalur Patah Kenegerian Teratak Air Hitam.
Padahal, ruas jalan yang melalui sebanyak 4 desa tersebut, yakni Desa Jalur Patah, Teratak Air Hitam, Parit Teratak Air Hitam, serta Seberang Teratak Air Hitam itu baru saja setahun lalu diperbaiki dengan Patching Aspal atau Perbaikan Aspal. Namun, bukannya bertambah bagus, kini kondisi jalan tersebut malah bertambah parah.
Dimana hal itu terjadi akibat tonase kendaraan yang melewati jalan tersebut sudah Over Dimensi Over Load (ODOL), dengan demikian tentu saja akan mengakibatkan kerusakan parah jalan tersebut. Karena, jalan tersebut dalam perencanaannya bukanlah untuk tonase tinggi atau berlebih, melainkan hanya untuk kendaraan pribadi atau dinas roda empat.
Akan tetapi yang terjadi saat ini, dari pantauan DETAKKita.com dan informasi yang dirangkum di lapangan, jalan tersebut hancur akibat tonase kendaraan sawit yang berlebih, terlebih lagi buah sawit tersebut diduga berasal dari hutan kawasan Taman Nasional Teso Nilo (TNTN), yang seyogyanya tidak dibolehkan dipasarkan atau melanggar aturan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dalam perdagangan perindustrian minyak kelapa sawit.
“Kami mohon pak, agar ada tindakan tegas dari Pemerintah Daerah (Pemda), untuk hal ini. Kalau bisa diberi portal untuk pembatas tingginya muatan mobil atau kendaraan yang lewat di jalan tersebut,” ungkapnya.
Selain itu, Gustaf kasibes yang merupakan salah seorang warga setempat, juga mengeluhkan hal yang sama, dimana dengan kondisi jalan rusak parah seperti sekarang ini, sangat membahayakan keselamatan jiwa masyarakat dan pengendara yang sehari-hari ramai melewati jalan tersebut.
“Musim panas kami makan kabut atau debu, musim hujan jadi kubangan becek, itu yang kami alami dan tanggung akibat kondisi jalan yang sekarang ini,” keluhnya.
“Jangan sampai kita tunggu dulu ada korban jiwa yang diakibatkan oleh kondisi jalan yang rusak parah tersebut, terlebih anak anak kami banyak dan ramai disini pak,” harapnya.*