Scroll untuk baca artikel
Kabupaten Serdang BedagaiProvinsi Sumatera Utara

Isak di Tengah Ombak, Tabur Bunga Haru untuk Nelayan Hilang di Laut Sergai

×

Isak di Tengah Ombak, Tabur Bunga Haru untuk Nelayan Hilang di Laut Sergai

Sebarkan artikel ini
Isak di Tengah Ombak, Tabur Bunga Haru untuk Nelayan Hilang di Laut Sergai

SERGAI|DETAKKita.com Laut yang biasanya menjadi sumber rezeki, kini berubah menjadi lautan duka. Tepat di hari ketujuh pencarian nelayan Muliyadi alias Adi Jawa (43) yang hilang dihempas gelombang besar di Perairan Selat Malaka, keluarga korban bersama tim gabungan menggelar prosesi tabur bunga penuh haru, Rabu (29/10/2025).

Berjarak sekitar 5 hingga 8 mil dari bibir Pantai Sialang Buah, Kecamatan Teluk Mengkudu, keluarga korban bersama personel Basarnas, TNI AL, dan Polairud menaburkan bunga di lokasi terakhir tempat Muliyadi terlihat. Isak tangis pecah, berpadu dengan debur ombak dan suara azan dari sang anak yang menggema di tengah lautan—membuat suasana hening seketika, seolah laut ikut berduka.

“Kami ikhlas dan ridho dengan takdir Allah. Terima kasih kepada semua pihak yang sudah berupaya mencari suami saya,” ucap Maryam Siregar, istri korban, dengan mata sembab menahan tangis.

Meski pencarian resmi memasuki hari terakhir, tim gabungan Basarnas, TNI AL, Polairud, dan nelayan setempat belum menyerah. Dengan perahu karet dan alat pendeteksi canggih AquaEye, mereka terus menyisir setiap jengkal laut, berharap menemukan tanda keberadaan korban.

Komandan Tim Pencarian Basarnas Kelas A Medan, Rori G, mengatakan prosesi tabur bunga ini merupakan bentuk penghormatan terakhir sekaligus doa agar korban segera ditemukan.

“Kami melihat ketegaran keluarga korban. Itu menjadi semangat kami untuk terus mencari hingga titik terakhir,” ujarnya.

Rori menambahkan, meski operasi pencarian resmi ditutup, pemantauan tetap dilakukan. Tim SAR juga terus berkoordinasi dengan nelayan jika ada tanda-tanda baru di laut.

Sementara itu, Danpos TNI AL Bedagai, Lettu Laut (S) Pantas Pangaribuan, menegaskan pihaknya tetap siaga dan tidak akan meninggalkan masyarakat.

“Selama masih ada harapan, kami akan terus membantu,” tegasnya sambil menatap laut yang perlahan memerah diterpa mentari sore.

Di antara buih dan ombak yang tak henti berkejaran, doa keluarga Muliyadi terus terucap. Mereka berharap, sang ayah, suami, dan sahabat yang hilang di laut itu, suatu hari bisa kembali ke pelukan keluarga—meski hanya dalam kedamaian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *