BASERAH | DETAKKita.com — Tradisi turun-temurun yang dilaksanakan masyarakat Baserah Lama, Kecamatan Kuantan Hilir dan Kuantan Hilir Seberang di Danau Timbang Bungo Pengantin Desa Sungai Sorik pada setiap malam takbiran, sebagai tanda rasa syukur dan suka cita dalam menyambut hari kemenangan.
Dimana tidak hanya dari masyarakat setempat, Kecamatan Kuantan Hilir Seberang bahkan juga dari Kecamatan Kuantan Hilir dan sekitarnya ikut serta dalam perayaan “Poghang Bodiel Buluo”, Perang Meriam yang terbuat dari batang bambu.
Tradisi ini sudah mengakar sejak pada zaman dahulu kala sebagai salah satu budaya masyarakat Rantau Kuantan yang berada di wilayah Baserah Lama, konon katanya tradisi ini merupakan sebagai suatu lambang kemenangan dalam suatu perperangan, salah satunya perayaan malam takbiran hari raya Idul Fitri.
Tidak hanya itu, biasanya “Poghang Bodiel Buluo” ini juga dilaksanakan pada perayaan malam takbiran hari raya Idul Adha setiap tahunnya. Dimana pelaksanaan tradisi ini diselenggarakan dengan peralatan khas tardisional dan pembiayaan secara swadaya peserta dan sebagainya.
Setiap peserta menggunakan perahu atau sampan dan dilengkapi dengan meriam yang terbuat dari batang bambu dan diledakkan dengan minyak tanah atau solar. Kemudian setiap peserta akan saling berhadapan, seolah-olah seperti dalam pertempuran saling menyerang satu sama lainnya.
Dimana tradisi ini hanya satu-satunya dimiliki oleh Desa Sungai Sorik Kecamatan Kuantan Hilir Seberang Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau.
Untuk itu, hal ini perlu diperhatikan oleh pemerintah melalui OPD yang bersangkutan sehingga tradisi yang sudah menjelma bak suatu kebudayaan ini dapat dilestarikan dan terus terjaga sebagai warisan budaya hendaknya.
Dalam kegiatan ini, tidak sedikit orang yang menjadi peserta dan terlibat langsung dalam pelaksanaan tradisi yang sudah diwariskan sejak lama tersebut, baik itu pelaku langsung maupun penonton yang berdatangan dari dalam maupun luar Kecamatan Kuantan Hilir Seberang.
Hal itu diperkuat oleh penyataan salah seorang Tokoh Pemuda setempat, Raja Ali Alatas yang juga merupakan Ketua Forum BPD Kecamatan Kuantan Hilir Seberang (KHS) ketika berbincang-bincang dengan DETAKKita.com di Baserah, Senin (24/04/2023).
“Kegiatan ini merupakan tradisi turun temurun yang sudah dilaksanakan sejak zaman dahulu, dari sejak nenek moyang dahulu kala dan kini masih terus dilestarikan sebagai warisan orang orang tua terdahulu,” ucapnya.
Dengan demikian, sambungnya, ia berharap hal ini masuk dalam kalender Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Kabupaten Kuansing, sebagai salah satu tradisi dan kebudayaan yang bisa dijual sebagai kebudayaan masyarakat daerah.
“Secara tidak langsung tentu kita juga mendorong untuk peningkatan ekonomi masyarakat, terutama masyarakat sekitarnya, ini merupakan salah satu harapan kita dalam mendukung pelestarian kebudayaan daerah kita yang tengah digalakkan Pemkab Kuansing dibawah kepemimpinan pak Bupati Suhardiman Amby Datuk Panglimo Dalam,” tandas Raja Ali Alatas.*