TELUK KUANTAN | DETAKKita.com — Udara pagi di Lapangan Apel Satpol PP Kuansing terasa berbeda, Jumat (21/11/2025) pukul 07.30 WIB. Barisan pasukan berseragam berdiri tegap, deretan mobil Damkar dan Rescue BPBD mengilap diterpa cahaya matahari, dan raungan sirine uji kesiapan sesekali memecah keheningan. Di tengah suasana yang sarat ketegangan itu, Bupati Kuantan Singingi (Kuansing), H. Suhardiman Amby, melangkah tegap maju—membawa pesan penting yang menggugah semua elemen pengamanan daerah.
Hari ini bukan apel biasa. Hari ini adalah peringatan keras bahwa Kuansing harus siap menghadapi “musuh” yang kerap datang tanpa aba-aba: gangguan Trantibum dan kebakaran.
“Kita Tidak Boleh Lengah!” — Suara Tegas Bupati Suhardiman Amby dari hadapan ratusan personel gabungan memecah keheningan.
Begitu mikrofon menyala, suara Bupati Suhardiman Amby, Datuk Panglimo Dalam langsung menggema kuat.
“Saya tegaskan, kita tidak boleh lengah. Semua personel harus berada pada posisi siaga penuh. Keselamatan masyarakat adalah prioritas yang tidak bisa ditawar,” ucapnya, disambut sorot mata serius ratusan peserta apel.
Apel Gelar Pasukan ini diikuti oleh jajaran Satpol PP, Damkar, BPBD, aparatur kecamatan, serta belasan unsur pendukung lainnya. Hadir pula Asisten Setda Kuansing, Staf Ahli Bupati, dan Kepala OPD, menandai bahwa seluruh perangkat daerah digerakkan dalam satu komando yang sama: Siaga Total 2025.
Ancaman Nyata Cuaca Ekstrem dan Gangguan Ketertiban
Memasuki akhir tahun, aktivitas masyarakat meningkat, cuaca tak menentu, dan potensi kebakaran sering tak terprediksi. Kondisi inilah yang membuat Bupati Suhardiman Amby kembali mengingatkan bahwa koordinasi lintas sektor tidak boleh longgar.
“Satpol PP, Damkar, BPBD, dan jajaran kecamatan harus bergerak cepat, responsif, dan solid. Jangan menunggu kejadian membesar baru bertindak,” tegasnya.
Seruan itu seolah menjadi tamparan keras: aparat tak boleh hanya menunggu intruksi, melainkan harus membaca tanda-tanda potensi kerawanan sejak dini.
Disiplin dan Etika Aparat Jadi Sorotan Tajam
Dalam nada yang lebih menekankan sisi pelayanan, Bupati Suhardiman Amby kembali mengingatkan marwah aparatur negara.
“Masyarakat menilai kinerja pemerintah dari cara kita bertugas di lapangan. Tunjukkan bahwa aparatur Kuansing hadir dengan wibawa, disiplin, dan pelayanan yang humanis,” ujarnya.
Pesan itu bukan sekadar retorika. Beberapa peristiwa sebelumnya sempat mencoreng citra aparat daerah. Karena itu, Bupati Suhardiman Amby ingin memastikan bahwa wajah pemerintah di mata rakyat tetap bersih, tegas, namun tetap humanis.
Kebakaran: Ancaman Sunyi yang Siap Mengintai
Selain Trantibum, ancaman lain yang disorot Bupati Suhardiman Amby adalah kebakaran pemukiman dan lahan—musuh lama yang terus muncul setiap tahun.
“Pastikan seluruh peralatan dalam kondisi siap pakai. Personel harus memahami SOP dan mampu memberikan tindakan cepat saat kejadian,” perintahnya.
Ia pun menekankan pentingnya patroli rutin dan komunikasi aktif dengan pemerintah desa.
“Pencegahan adalah langkah terbaik. Edukasi masyarakat harus diperkuat agar risiko kebakaran bisa ditekan,” tuturnya.
Kuansing Harus Dijaga Bersama
Di penghujung amanatnya, Suhardiman Amby menutup dengan pesan yang menyentuh rasa kepemilikan bersama atas kabupaten ini.
“Kuansing ini rumah kita bersama. Kita jaga, kita amankan, dan kita layani dengan sepenuh hati,” katanya, disusul tepuk tangan dari para peserta apel.
Apel Gelar Pasukan Kesiapsiagaan Trantibum dan Siaga Kebakaran 2025 ini bukan hanya kegiatan seremonial. Ini adalah seruan konsolidasi, alarm pengingat bahwa tantangan Kuansing ke depan semakin kompleks, dan seluruh aparatur harus siap menghadapi setiap kemungkinan.






