TELUK KUANTAN | DETAKKita.com — Matahari Ahad pagi (12/10/2025) itu menembus lembut jendela kaca Ruang Rapat Paripurna DPRD Kuantan Singingi. Suasana hangat bercampur haru mengiringi langkah para tamu undangan yang memenuhi ruang sidang. Dari barisan depan tampak Gubernur Riau (Gubri) H. Abdul Wahid, Bupati Kuantan Singingi H. Suhardiman Amby, Ketua DPRD Kuansing H. Juprizal, jajaran Forkopimda, Sekretaris Daerah (Sekda) Kuansing Zulkarnain, serta seluruh pimpinan instansi vertikal dan perangkat daerah. Turut hadir Ketua TP-PKK Kuansing Hj. Yulia Herma Suhardiman, Ketua GOW Kuansing Hj. Nurhidayah Muniroh Muklisin, Ketua IKKD Kuansing Hj Elli Rosmidar Juprizal, Ketua DWP Kuansing Siti Mayam Zulkarnain, hingga para tokoh pendiri kabupaten yang rambutnya kini telah memutih—namun semangatnya tetap menyala.
Hari ini, 12 Oktober 2025, menjadi catatan penting dalam perjalanan Kabupaten Kuantan Singingi. Daerah yang dikenal sebagai “Negeri Jalur” itu genap berusia 26 tahun. Dua puluh enam tahun bukan waktu yang singkat bagi sebuah daerah yang lahir dari semangat perjuangan dan cinta terhadap tanah kelahiran.
Dari Perjuangan ke Kemajuan
Di podium paripurna, Bupati Kuantan Singingi, H. Suhardiman Amby, berdiri tegap. Dengan nada suara penuh penghormatan, ia membuka sambutannya dengan mengingat jasa para pendiri kabupaten.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi, saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para pahlawan dan tokoh pendiri Kuansing yang telah berjuang tanpa kenal lelah hingga daerah ini dikenal luas di tingkat nasional bahkan internasional,” ujarnya, disambut tepuk tangan seluruh tamu undangan.
Kalimat itu menggema di ruangan, menyentuh hati banyak orang yang pernah menjadi bagian dari sejarah panjang Kuantan Singingi. Dari perjuangan administratif yang berliku hingga kini menjadi kabupaten yang tumbuh dengan semangat otonomi dan kemandirian.
Suhardiman, yang juga bergelar Datuak Panglimo Dalam, menegaskan bahwa Kuansing bukan sekadar daerah administratif, melainkan rumah besar bagi nilai-nilai adat, budaya, dan semangat gotong royong yang terus hidup di tengah masyarakat.
“Kuansing hari ini tumbuh berkat kerja keras semua pihak — mulai dari masyarakat desa hingga ASN di pemerintahan. Kita harus terus menjaga sinergi ini agar Kuansing semakin maju dan sejahtera. Mari jadikan momen hari jadi ini sebagai refleksi untuk terus berbenah dan berinovasi,” katanya penuh semangat.
Menghidupkan Kembali Semangat Negeri Jalur
Di luar gedung paripurna, suasana peringatan terasa hingga ke jalanan Teluk Kuantan. Spanduk ucapan selamat ulang tahun menghiasi kota, anak-anak sekolah berbaris membawa bendera merah putih, dan suara musik tradisional talempong menggema dari pengeras suara. Semua merayakan satu hal: kebanggaan menjadi bagian dari Kuantan Singingi.
Perjalanan 26 tahun bukan hanya tentang pembangunan fisik. Ia adalah kisah tentang bagaimana masyarakat menjaga marwah adat, menyeimbangkan modernitas dengan kearifan lokal. Dari tepian Sungai Kuantan hingga perbukitan Sentajo Raya, semangat “basamo mangko manjadi” tetap menjadi napas masyarakatnya.
Suhardiman dalam pidatonya juga menyinggung komitmen pemerintah daerah untuk melanjutkan pembangunan yang berpihak kepada rakyat. Ia menyebutkan bahwa peningkatan infrastruktur, pelayanan kesehatan, pendidikan, serta ekonomi berbasis potensi lokal menjadi prioritas utama.
“Pemerintah daerah akan terus fokus pada pembangunan yang berpihak kepada rakyat. Kita akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis potensi lokal, memperkuat tata kelola pemerintahan, dan memastikan pelayanan publik semakin baik. Kuansing tidak boleh berhenti di sini — kita harus melangkah lebih cepat menuju masa depan yang gemilang,” tegasnya.
Refleksi dan Harapan
Menjelang akhir acara, satu per satu tokoh pendiri Kuantan Singingi berdiri untuk menerima penghormatan. Wajah mereka menua, tapi mata mereka berkilat bangga. Ada air mata yang menetes pelan—bukan karena sedih, melainkan karena bahagia melihat tanah perjuangan kini tumbuh menjadi daerah yang disegani.
Rapat paripurna itu pun ditutup dengan lantunan lagu “Mars Kuantan Singingi”. Suaranya menggema, menembus dinding ruang sidang, mengalir hingga ke hati setiap orang yang hadir.
Ketika lagu usai, Bupati Suhardiman berdiri, menatap ke seluruh ruangan dengan senyum hangat.
“Hari ini kita tidak hanya merayakan ulang tahun Kuansing. Kita merayakan sebuah perjalanan—perjalanan dari perjuangan menuju kemajuan, dari cita-cita menuju kenyataan. Semoga generasi muda Kuansing mampu menjaga bara semangat ini agar tetap menyala sepanjang masa,” tutupnya.
Dan di luar gedung, angin dari Sungai Kuantan berhembus pelan, seolah ikut membisikkan doa untuk tanah yang dicintai:
Selamat ulang tahun ke-26, Kuantan Singingi. Semoga engkau selalu menjadi tanah yang melahirkan semangat, persaudaraan, dan kebanggaan bagi anak negerinya.