MEDAN | DETAKKita.com — Suasana duka dan keprihatinan masih menyelimuti publik pasca tragedi pengeroyokan yang menewaskan seorang pemuda di Masjid Agung Kota Sibolga. Kejadian yang terjadi pada Jumat (31/10/2025) itu menyisakan luka mendalam, terutama karena insiden berdarah itu terjadi di rumah ibadah — tempat yang seharusnya menjadi simbol kedamaian dan persaudaraan umat.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor (PW GP Ansor) Sumatera Utara, Tamrin Harahap, S.E., M.Pd., angkat bicara. Ia mengecam keras aksi main hakim sendiri yang berujung hilangnya nyawa seorang anak muda bernama Arjuna Tamaraya (21).
“Masjid adalah ruang suci, bukan tempat melampiaskan emosi atau melakukan kekerasan. Apa pun alasannya, tindakan main hakim sendiri tidak bisa dibenarkan,” tegas Tamrin kepada DETAKKita.com, Rabu (6/11/2025) lalu.
Menurut Tamrin, tindakan brutal di dalam rumah ibadah bukan hanya mencederai nilai kemanusiaan, tetapi juga menodai kesucian tempat ibadah itu sendiri. Ia mendesak aparat penegak hukum agar menuntaskan kasus ini dengan cepat dan memberikan hukuman seadil-adilnya bagi para pelaku.
“Kalau kejadian seperti ini dibiarkan, akan muncul anggapan bahwa kekerasan bisa dibenarkan. Ini bukan hanya soal korban dan pelaku, tapi juga tentang menjaga martabat masjid dan nilai-nilai agama,” ujarnya menegaskan.
Lebih jauh, Tamrin mengajak seluruh umat Islam untuk menjadikan masjid sebagai ruang pembinaan moral dan tempat mempererat silaturahim, bukan arena pertikaian.
“Masjid harus menjadi tempat yang menenangkan hati, menumbuhkan kasih sayang, dan memperkuat persaudaraan. Jangan ada lagi ruang bagi kebencian di rumah Allah,” pesannya penuh makna.
Diketahui, kepolisian telah bergerak cepat menindaklanjuti kasus tersebut. Kasi Humas Polres Sibolga, AKP Suyatno, membenarkan bahwa seluruh pelaku pengeroyokan sudah ditangkap dan kini tengah menjalani proses hukum.
Tragedi di Masjid Agung Sibolga itu menjadi peringatan keras bagi semua pihak: bahwa kedamaian dan penghormatan terhadap tempat ibadah harus dijaga, agar rumah Allah tetap menjadi ruang yang meneduhkan, bukan menakutkan.






