JAKARTA | DETAKKita.com — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah dinilai memiliki tujuan mulia untuk meningkatkan gizi anak bangsa dari Sabang sampai Merauke. Namun, di lapangan justru muncul berbagai persoalan yang memicu korban massal akibat keracunan makanan.
Pakar Hukum Pidana Internasional sekaligus Ekonom, Prof. Dr. KH. Sutan Nasomal, SH., MH., meminta Presiden RI Prabowo Subianto segera melakukan evaluasi serius bahkan mempertimbangkan penghentian program tersebut.
“Program MBG adalah bentuk perhatian tulus Presiden kepada rakyat Indonesia, khususnya pelajar. Namun jangan sampai niat baik ini berubah menjadi bencana hanya karena pelaksanaan yang tidak sesuai standar. Bila sudah menimbulkan korban keracunan hingga meninggal, maka Presiden perlu bertindak tegas,” ujar Sutan Nasomal saat dihubungi media, Rabu (24/9/2025) kemarin.
Menurutnya, banyak laporan dari berbagai daerah menunjukkan makanan MBG tidak layak konsumsi—mulai dari basi, berbelatung, hingga beracun. Kondisi ini sudah mengakibatkan ratusan ribu siswa mengalami keracunan massal. Situasi makin berbahaya jika kasus tersebut terjadi di daerah terpencil yang jauh dari fasilitas kesehatan.
“Bayangkan jika ratusan pelajar keracunan di pedalaman yang jarak ke puskesmas atau rumah sakit bisa sampai 5 hingga 10 jam. Nyawa anak-anak bisa melayang,” tegasnya.
Sutan menambahkan, meski niat Presiden Prabowo patut diapresiasi, adanya oknum tidak bertanggung jawab membuat program ini justru mencoreng nama baik Kepala Negara. Ia menyarankan pemerintah mencari alternatif lain yang lebih aman, misalnya menghadirkan dokter di sekolah-sekolah untuk memeriksa kesehatan siswa secara rutin.
“Negara tetap bisa hadir menjaga kesehatan pelajar tanpa harus mengambil risiko besar seperti yang terjadi pada program MBG. Saya kira ini jalan yang lebih bermanfaat,” pungkasnya.