BASERAH | DETAKKita.com — Dari 9 hingga 12 Agustus 2025, denyut Sungai Kuantan di Tepian Lubuok Sobae Baserah berdegup lebih kencang. Denting suara gondang, sorakan penonton, dan percikan air dari kayuhan jalur menyatu dalam simfoni pesta rakyat. Namun, ada yang berbeda tahun ini—mata siapa pun yang hadir akan tertuju pada turap penahan tebing yang membentang sepanjang arena, kini gagah berbalut warna merah putih.
Bukan sekadar hiasan. Merah putih itu seperti darah dan napas yang mengalir di setiap kayuhan, membawa pesan syukur dan persatuan. Dicat dengan gotong royong oleh warga, pemuda, dan panitia, warna itu menjadi tanda bahwa Pacu Jalur Event Kebudayaan di Baserah 2025 tak hanya meriah, tetapi juga sarat makna kebangsaan.
Ketua Pelaksana Pacu Jalur Event Kebudayaan di Baserah 2025, H. Wiwit Erianto, menyampaikan bahwa pengecatan ini adalah persembahan untuk HUT ke-80 Kemerdekaan RI.
“Merah putih ini bukan sekadar mempercantik tepian. Ini adalah simbol semangat kemerdekaan dan rasa syukur kami. Di usia 80 tahun Indonesia merdeka, kami ingin setiap orang yang hadir merasakan bahwa budaya, kebersamaan, dan cinta tanah air bisa berpadu indah,” ujar pria yang akrab disapa H. Dewit. Ketika berbincang-bincang dengan DETAKKita.com di Baserah, Minggu (10/8/2025) pagi.
Sementara itu, Camat Kuantan Hilir, Edison Tuindra yang biasa sehari-hari disapa Tere, memandang langkah ini sebagai teladan bagi generasi mendatang.
“Pacu jalur bukan hanya lomba perahu, tetapi warisan budaya yang menyatukan hati. Merah putih di tebing ini adalah pengingat, bahwa persatuan adalah kekuatan terbesar kita. Semoga semangat ini terus hidup di dada anak-anak muda Baserah,” ungkapnya.
Saat jalur-jalur perkasa beradu cepat di Sungai Kuantan, merah putih di tepian akan menjadi saksi—bahwa Pacu Jalur Event Kebudayaan Baserah 2025 adalah pesta yang merayakan bukan hanya ketangkasan di air, tetapi juga jiwa kemerdekaan yang mengalir abadi.