INUMAN | DETAKKita.com — Cahaya matahari pagi menyinari hamparan jagung kuning keemasan di Dusun I Desa Lebuh Lurus, Kecamatan Inuman, Minggu (14/9/2025). Suara gemerisik daun kering bercampur riuh sorak warga yang berkumpul menyaksikan momen bersejarah: panen perdana jagung pipil hasil kerja keras masyarakat bersama BUMDes Pucuk Hijau.
Pemandangan tak biasa terlihat hari itu. Bupati Kuansing, H. Suhardiman Amby, tak hanya datang memberi sambutan, tapi juga turun langsung ke ladang, memegang jagung yang sudah matang panen. Bersama para pejabat, ia berdiri di tengah lahan jagung, memperlihatkan hasil panen dengan wajah penuh bangga.
“Hari ini kita buktikan, Kuansing punya potensi besar di sektor pertanian. Desa Lebuh Lurus mampu menunjukkan kemandirian pangan lewat panen perdana ini. Jagung pipil yang kita panen hari ini bukan hanya untuk kebutuhan desa, tapi harus jadi peluang ekonomi yang lebih luas,” tegas Suhardiman dengan suara berapi-api, disambut tepuk tangan warga.
Di sisi lain, Kepala Desa (Kades) Lebuh Lurus, Rusdiman, tak bisa menyembunyikan rasa harunya. Baginya, panen ini bukan sekadar hasil pertanian, melainkan buah dari kerja keras dan gotong royong warganya.
“Alhamdulillah, inilah bukti nyata kerja sama kita. Dari tanah desa, tumbuh jagung emas yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Terima kasih atas dukungan penuh Bapak Bupati dan semua pihak. Kami berharap keberhasilan ini bisa menjadi inspirasi bagi desa-desa lain,” ungkap Rusdiman dengan mata berbinar.
Warga yang hadir pun tampak antusias. Sebagian besar duduk rapi di bawah tenda sederhana, sebagian lagi berdesakan di tepi ladang untuk bisa lebih dekat menyaksikan jalannya panen raya. Anak-anak berlari kecil sambil membawa jagung, sementara para ibu tersenyum bangga melihat hasil kerja suami mereka di ladang.
Tak hanya seremoni, panen perdana ini menyimpan optimisme baru. Jagung pipil hasil bumi Inuman diyakini mampu membuka peluang usaha turunan—dari pakan ternak, olahan pangan, hingga industri rumahan. Harapan itu seakan tergambar jelas dari wajah para petani yang memegang erat hasil panen mereka.
Dengan panen perdana ini, Desa Lebuh Lurus kini dikenal bukan hanya sebagai desa di pedalaman Kuansing, tapi juga sebagai “ladang emas” yang bisa menjadi motor penggerak kemandirian pangan daerah.