JAKARTA | DETAKKita.com — Deretan bencana alam yang melanda berbagai wilayah Indonesia sepanjang 2025 menuai keprihatinan serius. Prof Dr KH Sutan Nasomal, SH, MH, secara tegas meminta Presiden RI Jenderal Haji Prabowo Subianto melarang seluruh bentuk festival dan pesta Tahun Baru 2026 di semua daerah. Seruan itu disampaikan sebagai bentuk empati nasional atas duka mendalam yang masih dirasakan rakyat Indonesia.
Dalam keterangannya kepada para pemimpin redaksi media luar negeri melalui sambungan telepon seluler, Kamis (18/12/2025), Prof Sutan Nasomal menegaskan bahwa Indonesia saat ini tidak sedang baik-baik saja.
“Bencana alam yang terjadi di berbagai daerah bukan semata faktor alam, tetapi akibat ulah manusia yang tidak bertanggung jawab, seperti pembabatan hutan dan pertambangan liar yang dibiarkan. Jika tidak dievaluasi secara serius, bencana serupa akan terus berulang,” tegasnya.
Ia menyebutkan, suasana duka masih sangat terasa, khususnya di Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat, yang hingga kini masih bergelut dengan sisa-sisa bencana banjir bandang dan longsor.
“Jumlah korban meninggal dunia terus terungkap, bahkan sudah lebih dari seribu orang. Infrastruktur hancur, masyarakat kehilangan rumah, harta benda, bahkan hanya pakaian di badan yang tersisa,” ujar Prof Sutan Nasomal dengan nada prihatin.
Menurutnya, di tengah penderitaan tersebut, sangat tidak pantas jika negara dan pemerintah daerah justru menggelar pesta dan festival menyambut tahun baru.
“Masih banyak masyarakat kelaparan, hidup dalam penderitaan, dan menunggu uluran tangan. Bahkan ada warga yang sampai memasang bendera putih sebagai simbol meminta bantuan dunia internasional,” paparnya.
Prof Sutan Nasomal memperkirakan, nilai kerugian akibat bencana alam di Sumatera bisa mencapai lebih dari Rp500 triliun, mengingat luasnya wilayah terdampak dan kebutuhan besar untuk pemulihan serta pembangunan kembali.
Atas dasar itu, ia secara tegas meminta seluruh kepala daerah—gubernur, bupati, dan wali kota—tidak menghabiskan satu rupiah pun anggaran untuk pesta Tahun Baru 2026.
“Anggaran miliaran rupiah itu jauh lebih bermanfaat jika dialihkan untuk membantu korban bencana dan memperbaiki wilayah terdampak. Apalagi kondisi ekonomi nasional sedang tidak sehat, dan banyak rakyat kesulitan sekadar untuk makan sehari-hari,” tandasnya.
Lebih jauh, Prof Sutan Nasomal mengingatkan bahwa sepanjang awal hingga akhir 2025, Indonesia telah berkali-kali dilanda bencana besar, mulai dari letusan gunung api hingga banjir dan longsor berskala luas.
“Setiap bencana selalu menyisakan pekerjaan rumah besar: pemulihan, penataan ulang, dan pembangunan kembali. Ini membutuhkan anggaran sangat besar, dan negara memiliki tanggung jawab penuh terhadap rakyatnya,” ujarnya.
Di akhir pernyataannya, Pakar Hukum Internasional sekaligus Presiden Partai Oposisi Merdeka itu mengajak seluruh pemegang amanah kekuasaan dari Sabang sampai Merauke untuk mengetuk hati nurani, berdoa bersama, dan mendukung penuh Presiden RI dalam membenahi Indonesia.
“Indonesia butuh evaluasi total dan langkah-langkah bijak untuk membangun kembali negeri ini. Rakyat berharap kepemimpinan yang arif, mampu merapikan dan menyelamatkan Indonesia dari krisis berkepanjangan,” pungkas Prof Dr KH Sutan Nasomal, SH, MH.






