TELUK KUANTAN | DETAKKita.com — Suara riuh tepuk tangan, teriakan semangat, dan tabuhan gendang seakan sudah mulai terasa, meski perlombaan pacu jalur HUT ke-26 Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau baru akan digelar beberapa hari lagi. Sejauh ini, sebanyak 41 jalur resmi mendaftar untuk ikut berlaga di Tepian Narosa Teluk Kuantan, gelanggang kebanggaan yang menjadi saksi sejarah tradisi berabad-abad.
Pacu jalur bukan hanya soal adu cepat perahu panjang yang didayung puluhan anak pacu. Ia adalah tentang marwah, tentang warisan leluhur, dan tentang kebersamaan masyarakat Kuansing yang tak lekang dimakan zaman.
Ketua Umum Panitia, Andi Ahenk Cahyadi, menuturkan bahwa semangat masyarakat untuk ikut serta kali ini begitu besar. “Alhamdulillah, hingga kini sudah ada 41 jalur yang terdaftar. Setiap jalur membawa cerita dan kebanggaan tersendiri. Pacu jalur ini bukan hanya perlombaan, tetapi pesta rakyat yang mempertemukan kita semua dalam satu semangat: menjaga budaya dan merawat kebersamaan,” ujarnya penuh semangat di Teluk Kuantan, Rabu (1/10/2025).
Setiap jalur yang ikut serta datang dengan persiapan panjang. Dari tepian desa, suara anak-anak muda yang berlatih mendayung di sungai sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Para tetua desa memberi doa, sementara kaum ibu menyiapkan kebutuhan anak pacu. Ada semacam ritual sosial di balik setiap jalur, yang membuat lomba ini lebih dari sekadar perlombaan.
Tak hanya dari Kuansing, peserta juga datang dari kabupaten tetangga, bahkan dari Indragiri Hulu (Inhu). Ini menegaskan bahwa pacu jalur adalah magnet yang menyatukan berbagai daerah dalam satu arena.
Bupati Kuantan Singingi, H. Suhardiman Amby, menyampaikan bahwa pacu jalur telah menjadi identitas yang mengangkat marwah Kuansing, bahkan Riau. “Setiap jalur yang berlaga membawa nama besar desanya. Semangat gotong royong, kebersamaan, dan sportivitas inilah yang membuat pacu jalur menjadi warisan budaya yang tidak tergantikan. Pemerintah daerah mendukung penuh, karena pacu jalur adalah ikon kita yang harus terus dijaga,” katanya.
Bagi masyarakat, pacu jalur bukan sekadar tontonan. Ia adalah ruang silaturahmi. Perantau pulang kampung, pedagang meraup rezeki, dan anak-anak kecil menikmati keriuhan pesta rakyat. Bahkan, setiap kali jalur pujaan melaju deras di sungai, teriakan penyemangat dari tepian serasa menyatu dengan dentuman jantung para pendayung.
“Kalau pacu jalur tiba, Teluk Kuantan seperti hidup dua kali lipat dari biasanya. Semua orang turun ke tepian. Ada rasa haru, bangga, sekaligus rindu dengan suasana yang hanya hadir tidak setiap hari,” ujar salah seorang warga Teluk Kuantan yang ikut menyaksikan tiap pelaksanaannya.
Dengan 41 jalur yang siap berlaga, Pacu Jalur HUT ke-26 Kuansing 2025 dipastikan akan menjadi ajang penuh gengsi, sarat makna, dan tak kalah penting: pesta kebudayaan yang meneguhkan jati diri masyarakat Kuansing.
Di Tepian Narosa, nanti bukan hanya air sungai yang bergemuruh, tapi juga semangat persatuan dan marwah daerah yang kembali ditorehkan.