JAKARTA | DETAKKita.com — Selasa siang (9/9/2025), lorong-lorong Gedung DPR RI Senayan terasa berbeda bagi rombongan kecil dari Kabupaten Kuantan Singingi. Dipimpin langsung oleh Bupati H. Suhardiman Amby, didampingi Kadis PUPR Kuansing, Ade Fahrer Arief, dan Ketua PKB Kuansing, H. Musliadi, langkah mereka penuh harap. Di balik silaturahmi dengan Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Syaiful Huda, tersimpan aspirasi panjang masyarakat Kuansing: jalan yang layak, infrastruktur yang kuat, dan masa depan daerah yang lebih baik.
Pertemuan berlangsung hangat, namun isi pembicaraannya sarat makna. Bupati Suhardiman tidak hanya membawa salam dari negeri jalur, tetapi juga sebuah undangan penuh makna.
“Kami mengundang beliau untuk datang langsung ke Kuansing menyaksikan pacu jalur. Selain itu, kita juga mohon bantuan beliau untuk mengalokasikan Jalan Inpres untuk Kuansing. Kita minta agar hal ini diperjuangkan di Komisi V DPR RI,” ucap Bupati dengan nada optimistis.
Ucapan itu sederhana, tapi jelas: Kuansing butuh perhatian lebih dari pusat.
Infrastruktur sebagai Nadi Ekonomi
Kadis PUPR Kuansing, Ade Fahrer Arief, menguatkan suara Bupati dengan data dan hitungan teknis. Ia membawa daftar ruas jalan yang selama ini menjadi denyut nadi masyarakat, tapi kondisinya masih jauh dari kata memadai.
“Ada tiga ruas jalan yang kita usulkan,” terang Ade.
Koto Rajo – Pulau Jambu (Kuantan Hilir Seberang, Inuman, Cerenti) sepanjang 9,53 KM,
Sako – Trans SKP II (Pangean) sepanjang 26,03 KM,
Saik – Koto Kombu (Hulu Kuantan dan Kuantan Mudik) sepanjang 8,58 KM.
“Totalnya lebih dari 44 kilometer. Kalau ini bisa terealisasi, mobilitas masyarakat akan jauh lebih lancar. Ekonomi desa-desa kita bisa berdenyut lebih cepat,” tambah Ade.
Dari Pacu Jalur ke Ruas Jalan
Ada yang menarik dari diplomasi pembangunan kali ini. Bupati Suhardiman tidak hanya bicara soal infrastruktur. Ia juga mengundang langsung Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syaiful Huda untuk menyaksikan pacu jalur dalam rangka HUT Kuansing ke-26 tahun ini, dimana pacu jalur menjadi suatu kebanggaan masyarakat Kuansing yang sudah dikenal hingga ke tingkat nasional.
Pacu jalur menjadi simbol: sebagaimana jalur harus didayung bersama agar bisa melaju kencang, demikian juga Kuansing butuh “dayung” dari pusat untuk bisa berkembang lebih cepat.
Harapan di Ujung Lorong Senayan
Bagi masyarakat Kuansing, jalan bukan sekadar aspal yang menghubungkan desa dan kota. Jalan adalah akses pendidikan, jalur perdagangan hasil bumi, bahkan penyambung silaturahmi antar kampung. Jalan yang baik berarti biaya angkut yang lebih murah, waktu tempuh lebih singkat, dan peluang ekonomi yang lebih luas.
Silaturahmi Bupati Suhardiman ke Senayan bisa jadi hanyalah pertemuan singkat di sebuah gedung megah. Namun bagi Kuansing, itu bisa menjadi awal dari perubahan panjang—sebuah perjalanan untuk membuka keterisolasian desa, dan mewujudkan mimpi masyarakat tentang daerah yang maju.
“Kuansing tidak minta lebih, hanya ingin diperlakukan sama seperti daerah lain. Jalan adalah kebutuhan dasar. Kami berharap dukungan penuh Komisi V DPR RI,” tutup orang nomor satu di negeri berjuluk Kota Pacu Jalur Kabupaten Kuansing.